Solo, Solitude (2016) Sinopsis, Informasi
Penggambaran kritik puisi kepahlawanan yang mengharukan dalam menghadapi penindasan, Solo, Solitude merupakan sebuah film drama biografi produksi Indonesia rilisan tahun 2016 yang ditulis dan disutradarai oleh Yosep Anggi Noen, itu didasarkan pada kehidupan pengasingan aktivis dan penyair Widji Thukul sebelum dianggap hilang pada masa revolusi di Indonesia. Dalam film fitur kedua dari sutradara Anggi Noen tersebut, ia dikatakan membawakan fitur ini dengan gaya art-house yang khas dengan tempo lambat dan sedikit dialog, serta pembacaan puisi Thukul oleh narator yang dianggap mengesankan. Memiliki judul asli Istirahatlah Kata-Kata, film tersebut memiliki penayangan perdana dunianya di Festival Film Locarno di Swiss pada 9 Agustus 2016.
Karakter Widji Thukul diperankan oleh Gunawan Maryanto yang menjadi peran keduanya dalam film fitur setelah Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015). Sementara itu, selain Maryanto film ini juga dibintangi oleh Marissa Anita (Sipon), Eduwart Manalu (Martin), Melanie Subono (Ida), Davi Yunan (Thomas), Edwin Setiadi Raharja (Darlip), dan Arswendy Bening Swara (Tentara). Lihat daftar karakter dan pemeran lainnya di IMDb.
Ide sebenarnya pembuatan film ini bermula dari inisiatif pembuatan mural penyair Indonesia yang produser Yulia Evina Bhara ikuti bersama penulis Okky Madasari dan aktivis hak-hak perempuan Tungal Pawestri. Bhara mempekerjakan Yosep Anggi Noen untuk memimpin proyek, sampai Noen membaca puisi-puisi Widji Thukul dan bertemu dengan teman-temannya. Yang akhirnya memutuskan Solo, Solitude akan fokus pada masa-masa Thukul saat berada di pengasingan di Pontianak.
Sementara itu latar belakangnya kisah Widji Thukul adalah kejadian nyata kekacauan politik dan kerusuhan tanggal 27 Juli 1996 di Indonesia, di mana Partai Rakyat Demokratik (PRD) dan beberapa penggagasnya ditangkap serta dijadikan buron dengan tuduhan menciptakan kerusuhan dan ingin menggulingkan pemerintahan. Mengikuti Wiji Thukul, salah satu aktivis dan penyair yang mengasingkan diri di Kalimantan. Film ini mengritik kentalnya budaya militer era Orde Baru di Indonesia dengan cara amat satir, cenderung lucu, dan cukup berbobot.
Yosep Anggi Noen juga bertindak sebagai produser bersama Yulia Evina Bhara, sementara itu film ini dikerjakan di bawah KawanKawan Film, Limaenam Films, Partisipasi Indonesia, dan Yayasan Muara. Solo, Solitude dirilis secara terbatas di bioskop Indonesia dengan judul aslinya pada 19 Januari 2017 dan masuk streaming Bioskop Online pada tahun 2020. Menurut produser Evina Bhara, film tersebut telah memperoleh 51.424 penonton dalam bulan pertama peluncurannya di Indonesia. Meskipun tidak sukses secara komersial, Bhara mencatat bahwa jumlah tersebut mencerminkan sambutan yang "luar biasa" dari penonton lokal terhadap sebuah film independen.
Sinopsis
Sinopsis film Solo, Solitude menceritakan kisah dramatisasi pengasingan Widji Thukul di Pontianak, ia adalah seorang aktivis dan penyair yang karya-karyanya dikenal kritis terhadap rezim Soeharto di Indonesia. Melalui puisi-puisinya yang kritis, ia dicurigai aparat sebagai seorang pembangkang. Cek video trailer resminya dibawah
ini!
Solo, Solitude mengumpulkan ulasan positif dan juga diputar dibeberapa ajang festival film dunia lainnya yang termasuk Festival Film Hamburg 2016, Festival Film Asia Jogja-NETPAC 2016, dan Festival Film Internasional Rotterdam 2017.
Di Festival Film Indonesia 2016, film ini dinominasikan untuk "Sutradara Terbaik" dan "Skenario Asli Terbaik". Sementara itu, Solo, Solitude berhasil memenangkan penghargaan Golden Hanoman di Festival Film Asia Jogja-NETPAC 2016, juga memenangkan penghargaan Special Jury di ASEAN International Film Festival and Awards 2017 bersama dengan Ziarah (2016). Lihat daftar penghargaan lainnya di IMDb.
Panduan Orang Tua
Pedoman orang tua atau Parents Guide film Solo, Solitude, untuk keamanan dan kenyamanan saat menonton, ada beberapa hal-hal yang harus diwaspadai berikut ini. Tercatat memiliki peringkat umur TV-MA. Pedoman di bawah ini adalah untuk rilisan asli film tanpa potongan apapun, atau bukan pedoman khusus untuk versi rilis bioskop. Yang perlu diperhatikan meliputi:
- Seks & Ketelanjangan: Karakter pria hanya bercelana dalam sedang mandi. Dialog sindiran.
- Alkohol & Rokok: Karakter merokok dan minum tuak.
- Kata-kata kotor.
Belum ada komentar. Silahkan berikan komentar tentang pendapat atau review Anda disini :)